AKu sengaja menunggu, untuk melihatmu jatuh cinta
Aku menunggumu melihatku jatuh cinta
Dan Aku menunggu kita ,
Agar kita bisa melihat diri sendiri saat kita jatuh cinta.
* * *
Dini Hari menjelang kejora singgah,
Gerbang waktu bergeser memberi celah
Menyelinap dari masa kita saat Langit berubah warna
Terangkum kerlap kerlip puluhan warna jingga di setiap sudutnya.
* * *
Dan Disitulah Kamu, Berdiri dibayangi sinar langit Yang memandang.
Menghegemonikan molekul di dada yang meletup seperti kembang api sebuah perayaan.
Aku bergemeletuk, kamu tersenyum pada para Malaikat
Memberi hormat pada suatu sejarah yang kembali diijinkan untuk dicatat.
* * *
Hingga saat barisan Mahluk Langit itu beranjak naik, kau menoleh sedemikian rupa
Terlihat serampang warna bola mata serupa langit jingga
Perlahan, seperti suara Rajawali yang awalnya Keras perlahan menghilang,
Tempat kita berdiri menjadi begitu sunyi kesenyapan
* * *
Aku masih menggigil, lalu menyerah,
Mendongak dan menemukan dua bola matamu dalam pandangan yang tertumpah
“Aku merindukanmu, Ribuan Tahun di masa hidup”
Seiring suaramu mengalir, seiring itu pula langit berkerlapkerlip dan meletup
* * *
Kita berpeluk dan seekor bintang tergelincir jatuh menimpa se-ekor iblis hingga tewas.
Menjadi penghulu atas takdir dua masa yang tak berbatas